Tuesday 6 June 2017

Bagaimana Orang Dewasa Belajar?

Pada masa sekarang ini, perlu arah baru dalam dunia pendidikan terutama pendidikan untuk orang tua. Menerapkan model pedagogi (seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak) untuk diterapkan terhadap orang dewasa merupakan tindakan yang kurang produktif karena orang dewasa memiliki karakter dan kebutuhan yang sama sekali berbeda dengan anak-anak. Orang dewasa cenderung indipenden dan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Motivasi mereka untuk belajarpun berbeda dengan apa yang dimiliki anak-anak.

Contoh yang sangat mendasar adalah orang dewasa memiliki dorongan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi secara langsung, sedangkan (sebagian besar) anak lebih cenderung belajar hanya untuk mendapatkan nilai dan pengakuan dimata teman-teman. Oleh sebab itu, sangat perlu untuk menerapkan model belajar alternatif dalam membantu memperbaiki pengajaran orang dewasa, Andragogi salah satu alternatifnya.
Andragogi secara umum dipahami sebagai seni dan ilmu membantu orang dewasa dalam belajar. Andragogi berasal dari bahasa Latin andr- yang artinya “orang dewasa” dan agogos yang artinya membimbing. Dari arti itu kemudian muncul berbagai definisi. Sebagian orang menyebut andragogi sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana orang dewasa belajar atau ilmu tentang cara membimbing orang dewasa dalam proses belajar. Sebagian yang lain juga mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu yang membantu orang dewa untuk belajar. Pengertian yang kedua inilah yang sering diginakan dalam bidang pendidikan.

Apa itu Andragogi?

Andragogi secara umum dipahami sebagai seni dan ilmu membantu orang dewasa dalam belajar. Andragogi berasal dari bahasa Latin andr- yang artinya “orang dewasa” dan agogos yang artinya membimbing. Dari arti itu kemudian muncul berbagai definisi. Sebagian orang menyebut andragogi sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana orang dewasa belajar atau ilmu tentang cara membimbing orang dewasa dalam proses belajar. Sebagian yang lain juga mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu yang membantu orang dewa untuk belajar. Pengertian yang kedua inilah yang sering diginakan dalam bidang pendidikan.

Dewasa (adult) atau kedewasaan (adulthood) merupakan kata penting dalam andragogi. Dewasa memiliki banyak pengertian, namun kedewasaan seseorang dapat diukur dari 4 (empat) aspek, yaitu:

  • Aspek Biologis, seseorang dikatakan telah dewasa apabila orang tersebut telah mampu melakukan reproduksi.
  • Aspek Hukum, seseorang dikatakan telah dewasa apabila orang tersebut sudah bisa dikenai perlakuan hukum atas tindakan-tindakannya.
  • Aspek Sosial, seseorang dikatakan telah dewasa apabila orang tersebut telah mampu melakukan peran-peran sosial yang biasanya dibebankan kepada orang dewasa.
  • Aspel Psikologis, seseorang dikatakan telah dewasa apabila orang tersebutmemiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.

Dengan demikian, dewasa adalah orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial, dan pesikologis dalam aspek pertimbangan, tanggung jawab, dan peran dalam kehidupan.
Berdasarkan dari sejumlah aspek yang dimiliki orang dewasa, maka sudah semestinya dewasa atau kedewasaan memiliki sejumlah keunggulan. Diantara keunggulan itu antara lain kematangan psikologis, tanggung jawab, motivasi yang kuat untuk belajar, dan mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri. Selain itu, orang dewasa juga bisa belajar dan mempelajari sesuatu dalam tingkat yang lebih luas dan memilih sendiri strategi belajar yang dirasa paling pas untuk mereka. Dan yang lebih membedakan dari anak-anak, seseorang yang telah dewasa akan mampu menerapkan tujuan belajar mereka, mencari dan memilah sumber belajar, merangcang setrategi belajarnya, dan mengevaluasi ketercapaian tujuan belajar mereka secara mandiri.
Beberapa asumsi di atas, memperjelas bahwa pengajaran orang dewasa (andragogi) sangatlah berbeda dengan pengajaran terhadap anak-anak (pedagogi). Asumsi-asumsi diatas juga berpengaruh pada iklim belajar andragogi, baik yang berkaitan dengan lingkungan belajar, strategi dan metode pembelajaran, sumber belajar, media, kurikulum, model evaluasi, orientasi belajar maupun tugas yang harus diperankan guru. Semua yang sudah disebutkan tadi harus disesuaikan dengan karakter dan keadaan orang dewasa. Karena pilihan setrategi, metode ataupun media yang kurang tepat akan menjadikan proses belajar tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Gagasan tentang perlunya pola pembelajaran yang berbeda untuk anak-anak dan orang dewasa didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu. Asumsi yang mendasari perlunya pendekatan Andragogi untuk orang dewasa  adalah: konsep diri, pengalaman hidup, kesiapan belajar, dan orientasi belajar yang berbeda dari anak-anak.

1. Konsep diri
seseorang dikatakan telah dewasa apabila orang tersebut memiliki konsep diri dimana orang tersebut menyadari bahwa dirinyalah yang sepenuhnya mengarahkan dirinya atau dengan istilah yang lebih umum adalah “kemandirian”. Orang dewasa yang memiliki konsep diri akan memikul tanggung jawab, meyadari posisi dirinya, dan tahu mau dibawa kemana tujuan hidupnya.

2. Pengalaman hidup
Orang dewasa sangatlah berbeda dengan anak-anak. Orang dewasa dianggap memiliki segudang pegalaman yang luas. Seperti pepatah “pengalaman adalah guru terbaik”, orang dewasa pasti memanfaatkan pengalaman mereka sebagai modal serta sumber belajar untuk mereka sendiri atau untuk orang lain. Semakin tinggi tingkatan mereka dalam mempelajari masalah kehidupan, maka ketergantungan kepada orang lain akan semakin berkurang.

3. Kesiapan belajar
Pada umumnya, kesiapan belajar orang dewasa dipengaruhi oleh peran-peran sosial mereka di masyarakat. Semakin berat tugas dan tanggung jawab yang mereka pikul, maka semakin siaplah orang tersebut untuk belajar. Hal ini disebabkan karena kebutuhan/keinginan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ataupun tugas dengan baik, akan membuat orang tersebut memiliki tingkat kebutuhan belajar yang tinggi.

4. Orientasi terhadap belajar
Pada asumsi ini, orang dewasa memandang bahwa pendidikan sebagai suatu proses pemahaman, penemuan, dan pemecahan masalah baik masalah yang sedang mereka hadapi ataupun masalah dalam kehidupan di masa depan. Menurut mereka, dengan belajar mereka berharap akan mengalami proses pengembangan tentang potensi apa yang mereka miliki, baik pengetahuan dan keterampilan, untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik.

Beberapa asumsi di atas, memperjelas bahwa pengajaran orang dewasa (andragogi) sangatlah berbeda dengan pengajaran terhadap anak-anak (pedagogi). Asumsi-asumsi diatas juga berpengaruh pada iklim belajar andragogi, baik yang berkaitan dengan lingkungan belajar, strategi dan metode pembelajaran, sumber belajar, media, kurikulum, model evaluasi, orientasi belajar maupun tugas yang harus diperankan guru. Semua yang sudah disebutkan tadi harus disesuaikan dengan karakter dan keadaan orang dewasa. Karena pilihan setrategi, metode ataupun media yang kurang tepat akan menjadikan proses belajar tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

0 komentar

Post a Comment