Kisah Derek Redmond dan Ayahnya
Mendikbud mendorong agar orang tua lebih peduli pada pendidikan anaknya, dengan mengantar mereka ke sekolah di hari pertama masuk sekolah. Bahkan dengan dukungan Menpan RB, orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah dimintakan ijin ke atasan.Pendidikan tidak hanya di sekolah. Rumah dan masyarakat juga merupakan pusat / tempat pendidikan. Bahkan orang tua adalah pendidikan utama. Secara ideal, pendidikan di rumah, sekolah, dan masyarakat sebaiknya bisa bersambung (connecting). Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak tentu bukan sekedar mengantar di hari-hari pertama masuk sekolah. Apalagi Kalau hal tersebut bersifat formalitas (seremoni) belaka. Hari-hari saat anak di rumah adalah tenggungjawab orang tua.
Peraturan 5 (lima) hari masuk sekolah sebenarnya dimaksudkan agar orang tua lebih banyak punya waktu untuk mendidik anak-anaknya.Saya akan mencoba menuliskan kisah seorang ayah yang penuh semangat mendampingi puteranya di medan perjuangan membangun karakter tangguh dan menjaga martabat kehormatan.
Bangsa Indonesia tidak melupakan Olimpiade Barcelona 1992. Di ajang bergengsi itu pasangan Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma memperoleh medali emas. Di ajang yang sama ada peristiwa fenomenal yang bisa menjadi pelajaran sportivitas yang bisa menginspirasi kita semua.
Derek Redmond, pelari cepat 400 meter asal Inggris ikut berlaga mengejar impian terbesarnya. Dan itu sudah dirintis sejak olimpiade Kore 1988 tapi dia gagal. Letupan pistol menandakan lomba dimulai dan Derek Redmond memimpin hingga jarak 225 meter. Tiba-tiba kaki kananya cidera, dan nampak rasa sangat sakit tergambaran di wajahnya. Dengan terpincang-pincang Renmond meneruskan lari dengan susah payah. Ketika tim medis dengan membawa tandu mendekati untuk menandunya, dia menolak.
Seorang lelaki setengah baya datang memberi aba-aba agar Redmond minggir. Dia adalah ayahnya sekaligus pelatihnya, tetapi redmod tetap menolak. Kurang dari 120 meter sebelum garis finish, sang ayanh melepas Redmond dan Redmond pun bisa melampaui garis finish.
Derek Redmond tidak mampu mewujudkan impiannya sebagai pemegang medali. Tetapi puluhan ribu penonton memberi applaus luar biasa kepadanya. Sebuah pemandangan yang menakjubkan tentang kegigihan dan sportivitas Derek Redmond, meski pati kalah dan cidera, dengan menahan rasa sakit yang luar biasa, tetap tidak meninggalkan arena lomba. Kehormatan puncak seorang olahragawan adalah sportif. Di dalam kisah ini juga ada seorang ayah yang selalu mendampingi puteranya untuk mewujudkan mimpi mereka.
Medidik anak adalah pendulum antara pujian dan rasa nyaman (jempol) serta dorongan tuntutan tegas tentang benas-salah dan baik-buruk (telunjuk) serta membangun cita-cita. Berfokus hanya pada kenyamanan anak akan membuat anak lumpuh, kurang daya, tidak terlatih dengan tantangan atau kesulitan hidup.
Berfokus hanya pada tuntutan saja membawa anak kurang terlatih hidup dengan cinta dan kasih sayang. Perlunya keseimbangan antara hard skill (ketrampilan kerja) dan soft skill ( kecakapan hidup).Sekolah lebih banyak memberikan pengetahuan dan ketrampilan kerja. Maka ibu dan Bapak harus banyak memberikan kecakapan hidup, bagaimana berperilaku baik, tangguh menghadapi kesulitan dan membangun mimpi/visi kehidupan serta keyakinan yang kokoh.
Mengantarkan anak ke sekolah adalah salah satu even yang harus dilanjutkan dengan even-even lain, bahkan sehari-hari, orang tua tua hendaknya selalu hadir bagi anaknya. Meskipun tidak secara fisik hadir, anak merasa orang tuanya selalu ada hadir untuk mereka saat suka ataupun duka.
Dibelakang anak yang hebat, pasti ada orang tua atau guru yang hebat!!!
0 komentar
Post a Comment